Neo Sangkal Putung: Misi Sufyan Al Kayis Menghidupkan Kembali Warisan Pengobatan Tradisional”

Pendidikan10 Dilihat

SURAKARTA – Di tengah arus modernisasi yang terus menggerus nilai-nilai tradisi, Sufyan Al Kayis tampil sebagai sosok muda yang berani membawa visi berbeda. Ia menekuni dunia terapi, khususnya pengobatan cidera tulang tradisional yang dikenal dengan nama Sangkal Putung—sebuah warisan budaya yang kian langka.

 

Sufyan melihat Sangkal Putung bukan sekadar metode penyembuhan, melainkan bagian dari identitas dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Ia percaya, di balik kemajuan teknologi medis, pengobatan tradisional ini masih menyimpan relevansi tinggi dan memiliki tempat di hati masyarakat.

 

Tak hanya mempraktikkan teknik pengobatan ini, Sufyan juga berjuang untuk mendokumentasikan sejarah dan manuskrip pengobatan Sangkal Putung. Ia menggali literatur dan pengetahuan dari para ahli waris tradisi tersebut demi memastikan ilmu ini tidak lenyap ditelan zaman.

 

Langkah besarnya diwujudkan melalui program pengkaderan terapis Neo Sangkal Putung. Lewat inisiatif ini, Sufyan mengajak generasi muda untuk ikut serta dalam pelestarian pengobatan tradisional. Tujuannya jelas: mencetak penerus yang mampu merawat dan menyebarkan nilai-nilai pengobatan warisan leluhur ke masa depan.

 

“Melestarikan keilmuan bangsa bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab kita sebagai anak bangsa,” tegas Sufyan. Ia yakin bahwa keilmuan ini bisa menjadi aset budaya Indonesia yang tidak hanya bermanfaat secara lokal, tetapi juga memiliki potensi dikenalkan ke panggung dunia.

 

Upaya Sufyan Al Kayis menjadi bukti bahwa dengan semangat, dedikasi, dan kerja keras, tradisi bisa tetap hidup di tengah zaman. Melalui Neo Sangkal Putung, ia membuktikan bahwa pengobatan tradisional Indonesia bukan peninggalan usang, melainkan warisan berharga yang layak dilestarikan dan dibanggakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *