Rutan Kelas I Surakarta Jadi Lokasi Uji Petik Standar Layanan Pembinaan Tahanan dan Anak

Rutan Kelas I Surakarta Jadi Lokasi Uji Petik Standar Layanan Pembinaan Tahanan dan Anak

Surakarta – Rutan Kelas I Surakarta Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Tengah menerima kunjungan tim dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) dalam rangka penyusunan standar layanan kepribadian dan kemandirian bagi tahanan dan anak. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian uji petik yang dilaksanakan selama tiga hari di sejumlah Lembaga Pemasyarakatan dan Rutan di wilayah Karesidenan Surakarta. Rutan Surakarta mendapat giliran pelaksanaan uji petik pada hari Jumat, (09/08), dengan fokus penilaian terhadap program pembinaan yang telah berjalan.

Kepala Rutan Surakarta, Bhanad Shofa Kurniawan dalam hal ini diwakilkan oleh Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan, Alian Nur Kundy, menyambut langsung kedatangan rombongan tim Ditjen PAS dan mendampingi pelaksanaan kegiatan uji petik. Kunjungan diawali dengan peninjauan ke Ruang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk melihat secara langsung mekanisme pelayanan kepada masyarakat dan pihak eksternal. Selanjutnya, rombongan diarahkan menuju pembinaan Pondok Pesantren Sareh Semeleh yang menjadi salah satu program kepribadian unggulan di Rutan Surakarta.

Tidak hanya itu, tim juga meninjau ruang bimbingan kegiatan kerja yang menjadi pusat pelatihan serta proses produksi bakery “Nyawiji Roso” di blok hunian wanita, roti hasil karya warga binaan yang telah menembus pasar lokal. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran komprehensif bagi Ditjen PAS dalam merumuskan standar layanan pembinaan kepribadian dan kemandirian yang sesuai dengan karakteristik tahanan dan anak di seluruh Indonesia.

Mewakili Kepala Rutan Surakarta, Kepala Seksi Pelayanan Tahanan, Bayu Noviyanto menyampaikan apresiasinya atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi bagian dari proses uji petik ini. “Kunjungan tim Ditjen PAS menjadi momentum penting bagi kami untuk menunjukkan kualitas pembinaan yang telah dilaksanakan, baik dalam aspek pembinaan mental maupun pemberdayaan keterampilan. Harapan kami, hasil uji petik ini dapat memperkuat standar layanan yang mampu memberikan manfaat nyata bagi pembinaan warga binaan, sehingga mereka lebih siap kembali ke masyarakat,” ungkap Bayu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *