Sistem Evaluasi Pembelajaran melalui Penerapan Tes Kemampuan Akademik (TKA): Pilihan Strategis Mewujudkan Pendidikan Bermutu
Oleh : Pujiono
Ketua Forum Guru Muhammadiyah (FGM ) Kabupaten Boyolali
Pendidikan adalah pondasi peradaban bangsa. Ia tidak hanya bertujuan mencerdaskan kehidupan generasi muda, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusia unggul yang mampu menghadapi tantangan zaman. Karena itu, sistem evaluasi pembelajaran menjadi salah satu aspek penting yang tidak boleh diabaikan. Salah satu instrumen yang kini mendapat perhatian adalah Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai bentuk evaluasi pembelajaran di tingkat sekolah.
1. Dasar Yuridis, Historis, Filosofis, dan Sosiologis TKA
Secara yuridis, penerapan TKA sejalan dengan amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang menekankan pemerataan kesempatan belajar serta peningkatan mutu pendidikan. Secara historis, bangsa Indonesia telah lama menempatkan evaluasi pendidikan sebagai alat ukur pencapaian standar nasional pendidikan. Dari zaman ujian sekolah hingga seleksi masuk jenjang pendidikan tinggi, evaluasi menjadi tolok ukur capaian akademik siswa.
Secara filosofis, TKA hadir bukan sekadar mengukur nilai, tetapi menggali potensi, bakat, dan kesiapan berpikir kritis anak didik. Dari sudut pandang sosiologis, penerapan TKA mendorong terciptanya keadilan dalam pendidikan, karena setiap anak dievaluasi dengan instrumen yang sama, objektif, dan terukur. Dengan demikian, hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan tidak semata-mata bergantung pada subjektivitas guru atau sekolah.
2. Keberlanjutan dan Partisipasi Stakeholder
Pendidikan bermutu tidak mungkin diwujudkan tanpa partisipasi semua pihak. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, orang tua, serta masyarakat memiliki peran penting dalam menyukseskan TKA. Sinergi lintas sektor ini menjadi kunci agar pelaksanaan evaluasi tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga berdampak nyata pada peningkatan kualitas belajar anak.
Sekolah sebagai ujung tombak pelaksanaan harus memastikan TKA dilaksanakan secara transparan, adil, dan berorientasi pada peningkatan mutu. Orang tua diharapkan mendukung dengan memberikan motivasi dan lingkungan belajar yang sehat. Sementara itu, pemerintah daerah dan pusat berkewajiban menyediakan fasilitas, regulasi, serta pendampingan yang berkesinambungan.
3. Program dan Kebijakan Prioritas Kemendikdasmen
Dalam konteks kebijakan nasional, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memiliki sejumlah program prioritas yang selaras dengan penerapan TKA. Beberapa di antaranya adalah:
Penguatan kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan zaman.
Peningkatan kualitas guru melalui pelatihan berkelanjutan agar mampu memanfaatkan hasil TKA sebagai bahan refleksi pembelajaran.
Digitalisasi sistem evaluasi, sehingga pelaksanaan TKA lebih transparan, cepat, dan efisien.
Pemerataan akses pendidikan bermutu, agar seluruh anak di berbagai daerah, baik perkotaan maupun pedesaan, memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti TKA.
Penutup
Penerapan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai sistem evaluasi pembelajaran di tingkat sekolah merupakan pilihan strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Dengan dasar yuridis yang kuat, filosofi yang berpihak pada anak didik, serta dukungan semua stakeholder, TKA dapat menjadi instrumen penting dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua.
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, dan melalui TKA, kita dapat memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, berprestasi, dan menjadi generasi unggul bagi bangsa.