Hijau yang Membebaskan, Sawi dan Kangkung Jadi Simbol Pembinaan di Lapas Cilegon
CILEGON – Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cilegon, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Banten, kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan pembinaan yang produktif dan berkelanjutan bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Melalui program pertanian yang telah berjalan sejak beberapa waktu lalu, Lapas Cilegon sukses melakukan panen sayuran hijau berupa sawi dan kangkung, hasil kerja keras para WBP yang dengan penuh disiplin merawat dan mengelola lahan pertanian di dalam lingkungan lapas.
Aktivitas pertanian ini tidak hanya menjadi wadah pembinaan, tetapi juga menjadi simbol harapan baru di balik tembok pemasyarakatan. Deretan tanaman hijau yang tumbuh subur ini mencerminkan proses perubahan yang perlahan tumbuh dalam diri para WBP bahwa kesempatan untuk memperbaiki diri selalu ada dan dapat diwujudkan melalui kerja nyata.
Kepala Lapas Cilegon, Raja Muhammad Ismail Novadiansyah, menegaskan bahwa program ini dirancang sebagai bentuk pembinaan kemandirian, sekaligus memberikan keterampilan praktis yang bermanfaat ketika para WBP kelak kembali ke tengah masyarakat.
“Setiap bibit yang ditanam adalah harapan, dan setiap panen adalah wujud perubahan. Kami ingin para WBP memiliki bekal keterampilan ketika mereka kembali ke masyarakat nantinya,” ujar Kalapas Raja Muhammad Ismail Novadiansyah. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan pertanian ini terus dikembangkan sebagai bagian dari inovasi pembinaan yang humanis dan produktif.
Panen sawi dan kangkung ini bukan hanya memberikan kontribusi bagi pemenuhan kebutuhan dapur Lapas Cilegon, tetapi juga menjadi sumber kebanggaan bagi para WBP yang terlibat. Mereka merasakan hasil nyata dari kerja keras, sekaligus memperoleh pengalaman baru yang sebelumnya mungkin tidak pernah mereka jalani.
Selain itu, kerja sama dalam proses bercocok tanam mulai dari mengolah tanah, menyiram, merawat, hingga memanen, menumbuhkan nilai-nilai penting seperti kerja tim, kedisiplinan, tanggung jawab, dan rasa memiliki terhadap sesuatu yang mereka bangun bersama.
Dengan dibangun melalui lingkungan yang penuh kesabaran, arahan, dan pendampingan, Lapas Cilegon berharap program positif ini dapat terus berkembang menjadi salah satu fondasi utama pembinaan. Harapannya, para WBP mampu membawa keterampilan, pengalaman, dan nilai-nilai positif yang mereka pelajari selama menjalani proses pemasyarakatan, sebagai bekal untuk menjalani kehidupan baru yang lebih baik dan lebih produktif di masa depan.








