Wisuda Sanggar Pawiyatan Pambiwara Tawangsari Teras gelar Wayang Golek Pitutur
Jendela Jateng News
Boyolali, 9 November 2025 – Suasana penuh makna dan nuansa budaya Jawa terasa hangat di halaman rumah Bapak Mujiman dan Ibu Asnawati, Dusun Gunungsari, Teras, Boyolali. Pada Ahad pagi hingga siang hari, Sanggar Pawiyatan Pambiwara menggelar Wisuda Angkatan II sekaligus Pagelaran Wayang Golek “Pitutur”, dengan Pewadar Sabda Ustadz Pujiono, Mudir PonpesMu Manafi’ul Ulum Sambi, Kepala SD Muhammadiyah PK Banyudono
Sebanyak 10 peserta wisudawan dari Sanggar Pawiyatan Pambiwara resmi dikukuhkan setelah menempuh proses pembelajaran seni pambiwara (pembawa acara) berbahasa Jawa yang menekankan unggah-ungguh, tata krama, dan etika tutur luhur masyarakat Jawa. Prosesi wisuda berlangsung khidmat dan penuh rasa bangga, diselingi gending-gending lembut dan pitutur bijak dari para sesepuh budaya.

Dalam pewadar materinya, Ustadz Pujiono menyampaikan pesan mendalam bahwa menjadi pambiwara bukan sekadar pandai berbicara, tetapi juga harus mampu menyuarakan nilai kebaikan, kejujuran, dan adab, sesuai ajaran Islam.
> “Tutur iku pratanda watak. Wong sing bisa ngatur tutur, bakal bisa ngatur laku,” tutur beliau dalam bahasa Jawa alus.
Hadir dalam acara tersebut perwakilan Pemerintah Desa Tawangsari, yakni Bapak Bayan Sumanto Hardi Wiyono dan Bapak RT Walidi, yang memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan pelestarian budaya dan pendidikan karakter melalui bahasa Jawa.
Acara semakin meriah dengan sinengkuyung kadang kaneman Reguns (Remaja Gunungsari) yang turut membantu jalannya kegiatan, menunjukkan semangat gotong royong generasi muda dalam melestarikan budaya lokal.
Selain prosesi wisuda, kegiatan ini juga dirangkai dengan Walimatul Nadzar dari Bapak Mujiman sebagai wujud syukur atas terkabulnya nazar untuk putranya Titis Akbar Nur Rohman. Doa bersama mengiringi rasa syukur keluarga besar dan seluruh tamu undangan.
Rangkaian acara berjalan dengan penuh kekhidmatan, keceriaan, dan makna spiritual. Perpaduan antara wisuda, budaya, dan ibadah nadzar menjadikan momentum ini bukan sekadar seremoni, tetapi pitutur luhur yang menghidupkan ruh kebersamaan, kearifan lokal, dan rasa syukur kepada Allah SWT.
Nugi














